Jumat, 17 Februari 2012

Pidato


Gelar Seni Budaya
Assalamu’alaikum wr.wb
Salam sejahtera untuk kita semua.
            Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT kareana atas perkenan-Nya jugalah kita dapat berkumpul bersama dengan keadaan sehat walafiat dalam acara “Gelar Seni Budaya” ini. Tidak lupa saya sampaikan pula ucapan terima kasih kepada teman semua yang telah berkenan hadir dalam acara ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.
            Teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan.
            Sesuai dengan acara ini, salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan keindahan bangsa ini, yaitu melalui “Gelar Seni dan Budaya”. Tentunya kita semua berharap agar melalui acara inilah, kita mampu mendorong terciptanya masyarakat yang berpikiran maju, memiliki kemandirian, mampu melestarikan nilai luhur budaya bangsa sertta mampu mengembangkannya.
            Teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan.
            Gelar seni dan budaya merupakan ajang bagi kita untuk adu kreasi dan prestasi serta kita dapat mengasah kepekaan, kehalusan budi, dan rasa pada diri kita. Karena hal inilah yang mendorong semangat kita untuk menggali potensi diri, menciptakan karya, dan memanfaatkan sumber daya guna mengasah daya cipta sekaligus melepas sikap ketergantungan selaku generasi muda bagi negara.
            Tentunya kita semua berharap, semoga apa yang kita lakukan akan lebih mempererat rasa kesatuan dan persatuan, serta memprkuat semangat dan mental kita dalam membangun masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia tercinta.
            Teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan.
            Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan. Semoga Allah senantiasa membalas amal kebaikan kita semua. Amin,
            Wassalamu’alaikum wr.wb

BY : FARHAN FAIRUSSALAM

Resensi Buku”Bidadari Senja”
Identitas buku :
-          Judul buku                  : Bidadari Senja
-          Jenis buku                   : Nonfiksi
-          Penulis                         : Sakti Wibowo
-          Penerbit                       : Gema Insani, Jakarta
-          Tahun terbit                 : 2005
-          Jumlah halaman           : 178
Macam atau jenis buku :
-         Fiksi
Sinopsis buku :
Kulihat senja yang semakin melintas, merenang menuju malam. Di senja yang terakhir, seperti kulihat bayang bidadari-bidadari surga yang bersunting melati-melati tujuh mahkota dan berselendang aneka warna. Kau... adalah satu dari bidadari itu.
Kelemahan dan keunggulan buku :
Meskipun materi yang disajikan buku ini sangat menarik, tentu saja ada beberapa kelemahan dalam buku ini. Buku ini menceritakan tentang keagamaan secara mendalam tetapi hanya untuk agama Islam saja tidak dengan pembahasan agama lain.
Kesimpulan :
Buku ini menarik dibaca karena membicarakan tentang pendalaman keagamaan Islam.

Karangan


Karangan Bebas

   Zaman dulu, ketika SD, salah satu pelajaran yang paling saya suka yaitu Bahasa Indonesia. Entah kenapa. Semangat rasanya saat guru bahasa saya yang brbadan kurus, tinggi, dan judes itu datang dan mengajar di kelas saya. Saya akan lebih semangat lagi mengikuti pelajaran ini ketika saya tahu akan diadakan tugas mengarang bebas. Ya, mengarang, menulis, menceritakan.
   Biasanya tugas semacam ini menjadi “wajib” hukumnya ketika kita kembali ke sekolah sehabis masa liburan selesai. Tugasnya yaitu menyuruh murid-murid untuk menceritakan pengalaman atau apa saja yang kita alami sepanjang masa liburan. Bagi sebagian teman, tugas ini membosankan. Mengulang lagi ingatan untuk menceritakan semua kejadian, kadang menjadi suatu hal yang malas untuk dikerjakan.
   Tetapi beda dengan saya, dulu, saya sih sanggup mengisi penuh dua lembar kertas. Ada perasaan yang lepas ketika saya menulis. Ada pemikiran yang menerawang. Khayalan, ada memori yang terkorek, atau dipaksa terkorek, yang menghasilkan senyuman atau bahkan kesedihan.
   Ingatan. Menulis itu salah satu cara untuk melawan lupa. Untuk mengingat dan menyimpan. Membakukan memori ke dalam sebuah catatan. Juga khayalan. Imajinasi, ketika menulis, imajinasi saya berkelana  kemana saja, saling tindih-menindih berebut minta dikeluarakan dan segera dituliskan.
   Bisa jadi karena adanya tugas karangan bebas itu-lah yang membuat saya menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, tapi mungkin bukan hanya itu, karena guru-guru nya juga.
 



Kasih Sayang Ibu Bapa Berkesan Mendidik Anak

  Adakah ibu bapa yang tidak sayang anak ? Semestinya, semua ibu bapa sanggup berkorban demi kebahagiaan anak mereka. Tetapi, persoalannya adakah semua ibu bapa hari ini menyayangi anak dengan cara lebih cepat ? Dalam hal ini, ada ibu bapa sekarang melakukan kehilapan. Ada yang menganggap, cara ibu bapa dulu mendidik anak tidak betul, lalu terus menolak semua, sedangkan cara dulu tidak semua salah atau tidak sesuai lagi.
  Ada pula bearanggapan caara didikan ibu bapa dulu adalah betul, lalu terus menggunakan semua, sedangkan mungkin ada antaranya tidak sesuai dengan keadaan sekarang. Manakala, ada pula disebabkan ingin mencari cara kontemporari, lalu dengan mudah menggunakan cadangan dikemukakan buku ataupenceramah, tanpa melakukan penelitian, lapisan atau kepahaman yang mendalam. Kebanyakan isu keibubapaan timbul dalam konteks hubungannya dengan anak yang berada pada usia remaja. Setengah remaja menunjukkan perlakuan sukar dipahami dan tidak pernah dibayangkan ibu bapanya. Ada ketika remaja memilih pakaian dan musik pelik, emosi berubah-ubah seperti keras dan pendaim, malah mungkin kurang menghormati ibu bapa. Lazimnya, ibu bapa diingatkan mengenali dan memahami psikologi anak remaja. Ibu bapa diberitahu bahwa remaja berada dalam zaman transisi dan bergelut untuk berpaut pada zaman kanak-kanak yang penuh kegembiraan yang bakal ditinggalkan sambil memasuki alam dewasa yang penuh tanda tanya. Orang tua dimaklumkan bahwa anak remaja sedang berada dalam masa puber. Tetapi, ibu bapa jarang diingatkan untuk mengenali dan memahami puber yang sedang berlaku dalam dirinya sendiri. Bahwa mereka sendiri mencari keseimbangan antara memberikan kasih sayang dan menetapkan sesuatu untuk anak remajanya.
  Sebenarnya, kasih sayang ibu bapa yang ideal ialah memberikan anak remajanya keseimbangan antara kebebasan dan disiplin. Jika disiplin terlalu banyak dan ketat,  remaja akan memberontak. Sebaliknya, jika terlalu banyak kebebasan remaja akan bersifat tidak baik karena pergaulan bebas. Oleh karena itu, ibu bapa perlu membuat berbagai keputusan mengenai anaknya. Semakin anaknya menginjak dewasa, maka keputusan itu semakin besar dan penting. Ada keputusan perlu setiap hari dan ada keputusan perlu dibuat pada tempo tertentu.
  Selain perlu mengenali dan memahami anak remajanya, ibu bapa harus mengenali dan memahami dirinya sendiri. Ibu bapaharus berdepan dengan kasih sayang dan kepemimpinan.